Dalam 10 thn terakhir ini perkembangan kepadatan kendaraan di jln tol jakarta merak sungguh luar biasa, apalagi jakarta tangerang.
Bagaimana tidak, kalau dahulu tahun 2004 dari gerbang masuk tol karawaci tangerang jam 6.15 bs smp perkantoran di jkrt pusat (monas dan sekitarnya) jam 7-7.15. Sekarang ini untuk bisa dengan tujuan yang sama dan waktu yang sama dari gerbang masuk tol karawaci harus jam 5.45. Artinya sudah maju sekitar 30 menit.
Mengapa demikian? Yang pasti karena banyaknya jumlah kendaraan yang melewati jln tol. Kemudian, ada tambahan pintu masuk/keluar sepanjang karawaci-meruya.
Dalam bbrp tahun sdh ada pintu keluar/masuk tol ke/dari alam sutera, JLB, sekarang yang lagi dibangun terletak di karang tengah 1 km sebelum gerbang tol pembayaran tol jika dr arah tangerang.
Setiap pagi, sejak ada pintu masuk tol dr alam sutera, bisa dipastikan disekitar pintu masuk tol arah jakarta tersebut dipadati kendaran, krn kebanyakan kendaraan akan melambat karena adanya kendaraan yang berpindah ke lajur cepat.
Begitu juga dengan adanya kendaraan dr JLB arah jakarta. Bagaimana jika gerbang tol baru (mungkin karang tengah namanya) tersebut selesai dibangun? Apakah tidak akan menambah kemacetan? Apalagi jika diperhatikan "sekilas" pintu masuk dan keluarnya seperti memaksa banget dibandingkan dengan model pintu2 lainnya.
Artinya, dengan jarak, lebar dan tikungan desain jalan, akan sangat mungkin terjadi kelambatan kecepatan kendaraan. Yang berimplikasi pada kepadatan dan kemacetan dan kendaraan dibelakangnya.
Akhirnya tujuan jalan tol sebagai jalan bebas hambatan akan hilang, karena banyaknya pintu tol yang dibangun. Apalagi dengan desain yang memaksa.
Mengapa pengembang alam sutera membangun gerbang tol? Karena itu akan meningkatkan harga jual tanah diperumahan tersebut. Sekarang ini tanah termahal di sekitar tangerang ada di alam sutera. Dimana sejak dibukanya pintu tol tersebut harga tanah di alam sutera sudah naik 10 kali lipat. Luar biasa.
Jadi, tercipta simbiosis mutualisme antara pengembang dan pengelola jalan tol.
Isunya adalah pembukaan pintu2 tol tersebut karena memang memang saling membutuhkan atau karena ada faktor lainnya? Apalagi jika ada desain pintu tol yang terkesan dipaksakan. Jangan2 pengelola tol tidak berpikir soal kepadatan yang ada di jalan tol, yang penting adalah jumlah kendaraan yang lewat dan mereka bayar di jalan tol.
Isu berikutnya adalah, apakah pembangunan pintu tol tersebut justru tidak menghilangkan esensi jalan tol? yaitu jalan bebas hambatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar