Hari libur bisa jadi bukan hari yang menyenangkan bagi orang tua yang tinggal di jakarta dan sekitarnya apabila dikaitkan dengan biaya liburan. Bagaimana tidak, untuk bisa menikmati liburan yang sesuai kebutuhan anak2, pilihannya sangat terbatas sekali. Paling banyak adalah di mall. Disekitar tangerang saja ada mall lippo karawaci, @mall alam sutera, living world, tangcity, balekota, sumarecon mall serpong, dan msh bnyk lg.
Kenapa liburan harus di mall? Memang tidak harus ke mall, tapi masalahnya, pilihannya apalagi? Taman kota?? Di dekat tangcity belakang BPJS cikokol tangerang memang ada taman kota dipinggir sungai, lumayan rame, tapi untuk anak kecil jauh dari unsur keselamatan, karena alat2 permainan yang tidak terawat, bahkan sudah sangat berkarat. Di BSD juga ada 2 taman kota, jauh lebih bagus dan terawat dibandingkan dengan yg dekat tangcity. Tapi apa iya hny ke taman kota BSD terus??
Kalau sudah begitu apa yang terjadi?? Liburan pasti ngeMall. Bisa dilihat parkiran dihari libur pasti selalu penuh, bahkan banyak masyarakat yang jauh2 juga datang ke mall. Apalagi bila diperhatikan di mall banyak permainan anak2, baik yang bayarnya per jenis permainan atau paket jam2an. Tapi jika dihitung2 akan menghabiskan uang yang banyak juga, bahkan banyak sekali.
Yang lebih berbahaya lagi bila sering ke mall itu sama saja ngajarin anak2 hidup hedonis, mencintai dunia ini. Bagaimana tidak? Dengan di display barang yang bagus dan mewah tersebut akan merangsang otak anak2 untuk memiliki. Yang pada gilirannya akan memikirkan bagaimana cara mendapatkannya. Baik dengan dibelikan orang tua, atau sendiri nantinya kelak. Dan jika sudah remaja, tidak akan mengherankan bila mereka akhirnya ingin sekali memiliki gadget hanya untuk gaya2an.
Artinya, semakin sering jalan ke mall akan semakin menimbulkan godaan untuk memiliki barang mewah. Apalagi jika sosial masyarakat sudah tidak memperdulikan lagi etika bagaimana mendapatkan barang2 tersebut. Sebab sebagian masyarakat kota sendiri lebih cenderung memberikan apresiasi keberhasilan keluarganya dari sisi mendapatkan uang dan harta.
Kembali ke liburan lagi? Apa tidak ada alternatif lagi? Kalau mau ke pantai arah mauk selain jauh dipantai utara juga tidak bersih, jauh dari representatif. Mau ke museum? Kalau di jakarta ada, meski iklannya tidak seheboh mall. Mau ke perpustakaan? Kalau di tangerang gak tahu dmn, apa buka hari sabtu dan minggu?
Akhirnya setiap libur yang terbayang adalah pengeluaran uang, dan lebih sedih lagi pengeluaran uang tersebut belum tentu juga bermanfaat dalam mendidik anak2.
Kalau gak liburan ke mall gmn? Nonton TV aja kan murah meriah? Kelihatannya murah, tapi dengan desain acara tv di indonesia ini, sepertinya sangat tidak cocok untuk kebutuhan anak2. Karena acr sebagian besar utk org dewasa, dan iklannya itu.
Kapan negara dan pemda memperhatikan kebutuhan masyarakat untuk hal2 begini ya?? Jangan2 sengaja agar tidak bersaing dengan mall2 tersebut. Jane piye to carane bangun daerah iku??? Masak banyak jurusan planologi di perguruan tinggi dan dinas tata ruang/kota kok hampir sama semua di pemda.....ato masyarakat seperti saya yang salah mendefinisikan kebutuhan dan salah berharap ke pemda?