Minggu, 03 September 2017

Ternyata persaingan dan standarisasi itu perlu

Banyak faktor yang membuat perusahaan bisa berkembang, secara internal adalah berkembangnya secara sinergis modal 5M, dari eksternal diantaranya keberadaan pesaing.

Tanpa pesaing, suatu perusahaan pasti akan lalai dan terlena. Perusahaan tanpa pesaing biasanya adalah BUMN, BUMD yang diberi prioritas karena UU. Maka, tidak heran jika kebanyakan diantara mereka beroperasi "tidak" dengan efektif dan efisien. Kenapa? Karena merasa sudah puas dengan kinerja yang sudah dicapai.

Bagaimana dengan di swasta?

Cobalah menginap di hotel S*****A  (S) di kota pasir pangarian kab. Rokan hulu provinsi riau, yang letaknya disamping persis masjid megah di kota pasir. Tidak jelas hotel ini bintang berapa? Tapi kalau dilihat tarifnya lumayan, permalam paling murah 500 rb. Hotel ini sudah berdiri kurang lebih 5 tahun terakhir.

Kelebihan yang dapat di tangkap sekilas adalah ukuran kamar tidur dan kamar mandi  yang lumayan besar, serta ada sajadah di kamar. Begitu masuk kamar akan terasa sekali desain interior yang biasa saja, artinya dari sisi bahan, presisi dan tata letak sangat biasa sekali. Pastinya tidak seperti hotel berbintang yang standar internasional seperti hotel amaris, ibis, fave, neo atau pop hotel. Dan akan lebih terasa saat masuk kamar mandi.

Dengan tarif yang luamayan mahal ini, ternyata tidak ada fasilitas alat pemanas air, cangkir, kopi, teh dan gula. Meskipun di amaris  dan ibis budget juga tidak ada alat pemanas air untuk membuat minuman, tapi masih disediakan gelas dan pemanas air despenser di luar kamar, airnya cukup panas untuk membuat teh panas dan susu dan susu coklat.

Sekarang bandingkan dengan hotel S di rohul ini, dengan tarif 500 ribu, ternyata fasilitas yang diberikan jauh dengan yang diberikan oleh hotel2 yang berstandar nasional dan internasional, tanpa alat pemanas air, tanpa pemanas air despenser, cangkir, kopi, teh dan gula.

Soal kebersihan kamar dan kamar mandi, jauh tidak bisa dikatakan sebanding dengan hotel standar internasional.

Bagi masyarakat, karena tidak ada pilihan hotel yang sebanding, akhirnya apa boleh buat, daripada nginap di tempat yang jauh lagi, sekitar 45 menit perjalanan dengan mobil. Seandainya ada pilihan2 hotel seperti amaris, ibis, fave, neo atau pop hotel, disekitar pasir, ada 2 kemungkinan, hotel S ini tergilas atau mencoba meningkatkan pelayanan agar bisa bertahan.

Tapi, jika terus tanpa pesaing, sepertinya hotel S ini tidak akan meningkatkan pelayanan, karena akan merasa sudah hebat sendiri. Toh masyatakat dan pemda akan tetap pakai hotel ini, karena tidak ada pilihan. Yang ada justru pelanggan yang dirugikan, karena uang yang dikeluarkan kurang sebanding dengan jasa dan fasilitas yang diterima.

Maka, wajar, jika persaingan itu perlu, bahkan harus diciptakan.

Dan tugas pemda untuk mengatur agar tercipta persaingan. Agar tercipta efisiensi dan tidak merugikan pelanggan.

Yang tidak kalah penting adalah, perlunya pengaturan standarisasi fasilitas yang diberikan hotel, agar pelanggan tidak dirugikan. Jadi, pemda cq. BAPENDA jangan hanya semangat pasang iklan bayar pajak 10%.

Kalau monopoli terus dan tanpa standarisasi, terus ikipiyeto?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar