Jumat, 28 September 2018

infrastruktur, kapitalis dan keadilan

bisnisbandung.com di halaman depan memberitakan dengan judul PEMPROV JABAR AKAN GENJOT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR, mantab.

kang emil dengan semangat menjelaskan bagaimana kedatangan pejabat Asian Development Bank (ADB) untuk  mendengarkan kebutuhan  infrastruktur jawa barat.

Daerah harus menyediakan pelayanan publik. termasuk didalamnya infrastruktur. Meskipun itu  harus dengan kerjasama. kerjasama dalam berbagai bentuk/model. Dan sudah banyak peraturan yang mengatur tentang kerjasama. Diantaranya kerjasama daerah,  PP 28/2018, juga ada perpres 38/2015.

Kebanyakan masyarakat akan memandang pelayanan itu sederhana sekali, mudah, murah dan cepat. Bahkan terkadang tidak banyak yang mempermasalahkan, siapa yang memberikan pelayanan. Daerah atau
swasta.

contoh sederhana, jika dulu, jalan merupakan tugas pemerintah dan daerah untuk menyediakannya, sekarang sudah dibuka jalan tol, produk kerjasama pemerintah dan swasta.

yang menjadi masalah adalah, apakah benar jalan tol tersebut murah? mudah? cepat?

Murahnya itu bisa diperdebatkan, tapi yang pasti harus akuntabel dan transparan. Masalahnya, benar gak tarif tol sekarang ini sudah akuntabel dan transparan? jika belum, maka wajar, jika sebagian masyarakat protes dengan tarif tol.

yang membingungkan, saat ada pejabat yang mengatakan, kalau tarif tol mahal, jangan lewat tol, lewat jalan biasa saja. Sepertinya beliau lupa, kalau saat pembebesan tanah untuk jalan tol tersebut, menggunakan UU 2/2012 tentang pengadaan tanah bagibpembangunan untuk kepentingan umum.

artinya, dengan UU tersebut ada "hak paksa" negara kepada masyarakat. artinya, dari awal saja, tanah tersebut sudah jelas untuk kepentingan umum. Dan masyarakat dipaksa untuk mengerti bawah peruntukkan tanahnya nanti untuk kepentingan umum.  Tapi kenapa setelah jalan tol beroperasi, seperti menjadi milik sendiri.

kembali ke judul, semoga kang emil bisa membangun infrastruktur, dengan tidak melupakan masyarakat, pemenuhan pelayanan publik dan keadilan sosial. Bukan sekedar ada jalan tol yang hanya akan menguntungkan pemodal besar (kapitalis) yang berlindung di lembaga2 keuangan serta sebagian kecil masyarakat.

--------
ditulis diatas kereta api argo parahyangan, sabtu, 07.37, tgl 29 september 2018.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar