Suatu industri pasti akan menyisakan sampah. Tidak terkecuali industri politik.
Politisi kekayaan utamanya memang kekuasaan. Pedagang, kekuasaan terbesarnya adalah uang atau modal.
Apa jadinya saat politisi juga seorang pedagang?
Saat politisi telah menyatu dengan kapitatalis, maka kecepatan kapitalisme dan liberalisme telah dimulai dengan full speed. saat mereka menyatu dengan kekuatan full, maka akan menyisakan sampah yang banyak pula. Siapa yang membersihkan sampah politik mereka?
Esensi pendidikan adalah adanya kebebasan, karena kebebasan akan memunculkan dan menumbuhkan kreatifitas. Jadi, wujud kemerdekaan negara yang esensi adalah adanya kebebasan untuk berpikir dan berpendapat.
Apa kaitanya sampah politik dengan kebebasan??
Dalam bidang politik, beberapa politisi pemilik tivi, mereka seperti memaksakan kebenaran, mereka mau memonopoli kebenaran demi kepentingan politik mereka. Politisi2 dengan mudahnya mengotori langit frekuensi tivi, frekuensi tivi seperti milik mereka sendiri. Tivi sering melakukan tivu2.
Mereka lupa, frekuensi itu milik publik. Dan akhirnya masyarakatpun menjadi biasa saat sampah2 tersebut ada disekitar.
bahkan politisipun, dengan sengaja mengotori medsos, akhirnya banyak orang merasa enggan bermedsos. Dan keengganan timbul bisa jadi karena adanya kecemasan.
Kecemasan terbesar atas dampak politik adalah sedikit2 terkena pasal ITE. Apalagi pasal perbuatan tidak menyenangkan. Apakah kita hidup ini harus menjadi pemuas orang lain? Bisa "menyenangkan" semua orang?
Jadi, pasal perbuatan tidak menyenangkan hanya menguntungkan orang2 yang senang berurusan dengan pengadilan formal, bukan pengadilan sosial. Artinya akan menguntungkan orang2 kaya yang mampu membayar lawyer, mampu mengatur peradilan.
akhirmya masyarakatpun mulai merasakan kecemasan, dan itu sudah mulai tampak. Kecemasan dampak dari politik ala Macvealli.
Bagaimana menjadi bangsa yang adiluhung, jika masyarakatnya selalu dihinggapi dengan rasa cemas, was2, bahkan rasa takut.
karena kecemasan itu membunuh kecerdasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar