Sepertinya tidak ada yang salah dengan investor yang masuk Indonesia. Tp bila dicermati, mengapa saat mereka datang, mereka kurang menempatkan kebudayaan dan kebiasaan anak bangsa ini.
Misalnya di hotel yang seringkali tidak menyediakan kopi tubruk/bubuk yang biasa (seperti kopi kapal api, atau top kopi, atau kopi lampung dll).
Mengapa mereka lebih sering menyediakan kopi seperti "nescafe" yang rasanya belum tentu sama dengan selera anak bangsa ini. Apakah pengelola hotel pernah melakukan survei, kopi apakah yang diinginkan oleh pengunjung?
Kenapa pihak hotel kurang bangga dengan produk tradisional. Atau ada aturan lainnya yang mengharuskan kopinya agar tidak menggunakan kopi tubruk/bubuk biasa?
Padahal belum tentu pemilik hotel tersebut juga orang asing. Bahkan standar hotelnya pun terkadang masih biasa2 saja.
Yang pasti, seringkali orang kampung seperti saya ini, merasa kehilangan rasa saat harus menikmati kopi hotel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar