Pagi hari bagi pekerja yang berasal dari tangerang yang bekerja di jakart yang melalui tol merak - jakarta pasti merasakan kemacetan yang luar biasa, kemacetan itu disebabkan beberapa hal:
1. sejak di buka tol jalur lingkar barat (JLB).
2. sejak kenailan tarif menjadi Rp.5.500 dari semula Rp.5000.
3. Dibukanya gerbang tol alam sutra dan gerbang karang tengah.
4. Seringnya operator tol tidak membuka semua gardu pembayaran.
5. Beberapa kali ada perbaikan jalan di sekitar gerbang pembayaran tol.
Sejak tol JLB dibuka era pemerintahan pak SBY, banyak sekali kendaraan yang beralih melewati tol t.b simatupang, dimana sebelumnya melewati tol arah priuk. Hal yang sama juga yang bersal dari arah sebaliknya. Efek dari ini adalah kemacetan di gerbang tol karang tengah menuju tangerang, khususnya pada sore hingga malam.
Kenaikan tarif Rp.500 sangat berdampak dengan kelancaran pembayaran, sangat mungkin kenaikan tersebut sangat berarti bagi operator tol, tapi dampak kenaikan yang Rp.500 rupiah jauh tidak sebanding dengan menjadi panjangnya antrian digerbang tol.
Kenaikan tarif ini alasannya karena operator tol sudah menyediakan fasilitas tambahan yang berkaitan dengan keselamatan seperti tanda dan marka jalan. Tapi, apakah regulator pernah memperkirakan dampak dari Rp.500 tersebut.
Dibukanya gerbang tol pasti akan membawa multiplayer efek bagi daerah sekitar. Hal itu bisa dilihat ramainya kompleks alam sutra, sekarang ini sudah dipenuhi gedung2 tinggi. Tapi dampak dari itu semua adalah bertambahnya jumlah kendaraan keluar masuk melalui gerbang tol alam sutera. Hingga berakibat semakin panjangnya antrian di gerbang tol.
Setelah dibukanya pintu alam sutera, telah dibuka pula pintu karang tengah dan sumarecon serpong. Dan hal ini pasti berdampak luar biasa terhadap kepadatan kendaraan yang melalui jalan tol.
Seringnya operator tol tidak membuka semua gardu pembayaran dari kapasitas yang tersedia. Masih ingat peristiwa menteri BUMN dahlan iskan melakukan aksi yang menarik perhatian masyarakat dengan marah2 kepada petugas tol karena tidak membuka semua gardu pembayaran. Padahal untuk mengurangi kemacetan dengan membuka semua gardu tidak perlu memerlukan kecerdasan luar biasa. Tapi, aksi heroik pak dahlan menimbulkan kesan luar biasa, padahal sudah ribuan pengendara mengeluh karena tidak dibukanya gardu tol, tapi terasa seperti angin lalu karena keluhan mereka tidak menarik perhatian media masa.
Beberapa kali ada perbaikan jalan di sekitar gerbang pembayaran tol. Meski perbaikan hanya 1 lajur pasti menimbulkan kemacetan yang luar biasa, karena perbaikan itu memerlukan space bagi alat berat dan material yang digunakan, dan tentu saja garis rambu keamaan jalan di sekitar jalan yang diperbaiki akan mengambil tempat diluar perbaikan, sehingga menambah lajur yang tidak bisa digunakan.
Dampak dari akumulasi kelima penyebab tol tersebut pasti luar biasa. Rata2 kendaraan akan memerlukan waktu sekitar 20-40 menit untuk bisa melewati gerbang tol karang tengah dibandingkan sebelumnya.
Memang terlihat beberapa langkah perbaikan yang telah dilakukan operator tol, tapi belum begitu banyak mengurangi kemacetan digerbang tol karang tengah. Adapun beberapa langkah tersebut yaitu:
1. Telah dibangunnya beberapa gardu pembayara di lajur kiri.
2. Ada perubahan dari gardu biasa ke gardu otomatis.
3. Perubahan penggunaan gardu. Jika pagi gardu digunakan dari arah tangerang, jika sore gardu dipakai dari arah jakarta.
4. Adanya penambahan petugas yang proaktif menjemput pembayaran di depan gardu pembanyaran dengan memberi bukti pembayaran berupa kartu. Hal ini biasanya dilakukan pada jam2 tertentu.
Meski demikian, perlu komitmen yang kuat dari operator untuk mengurangi kemacetan, diantaranya:
1. Menambah/mengubah gardu pembayaran miring seperti di cikupa atau bogor. Dan memastikan tidaknada gardu yang tidak dibuka hanya karena tidak ada petugas yang masuk.
2. Mengatur kenaikan tarif sehingga tidak dengan pengembalian berbentuk pecahan.
3. Untuk penambahan jumlah dan jam kerja bagi petugas yang proaktif menjemput pembayaran di gardu pembayaran. Apalagi di jam2 tertentu yang memang rutin sudah terjadi kepadatan. Apalagi jika ada perbaikan jalan di depan gerbang tol. Jangan hanya karena mau menghemat tenaga kerja yang tidak tapi merugikan pengguna. Yang tentu saja nilainya tidak sebanding dengan kerugian pengguna tol.
4. Memberi potongan/diskon pembayaran untuk jam2 tertentu, sehingga pengguna bisa memilih untuk berangkat di jam2 yang diskon.
5. Memberi pengumuman di depan pintu masuk tol karawaci, tangerang, alam sutera jika terjadi kemacetan panjang. Hal ini bisa mengurangi kemacetan karena pengguna akan mencari jalur alternatif. Jangan justru pengguna merasa dijebak oleh operator tol.
Dengan kelima langkah tersebut, diharapkan tol tidak menjadi lorong penghisap waktu. Jangan sampai begitu pengguna masuk pintu tol, kemudian terjebak kemacetan dan tidak ada alternatif keluar atau pintu balik. Terhisap oleh arus gerak tol yang merayap seperti barisan keong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar