Modal bernegara yaitu politik, ekonomi, selanjutnya sosial dan budaya.
Kekuatan modal ekonomi dapat diukur dari seberapa mandirinya dalam memenuhi kebutuhannya sendiri dan terciptanya keadilan atas penguasaan modal2 ekonomi untuk semua masyarakat.
Jika falsafah jawa selalu menekankan sandang, pangan dan papan. Era orde baru menekankan sembilan bahan makanan pokok, begitu pentingnya urusan tersebut, pak harto selalu menekankan kepada semua K/L untuk lebih berkoordinasi untuk hal tersebut.
Misal, untuk urusan beras, Kementerian PU memprioritas saluran irigasi persawahan, BPN mempermudah penambahan luas lahan pertanian, didirikan BUMN pabrik pupuk, pabrik benih, BUMN Bulog yang selalu menjaga agar harga stabil. Dan masih banyak kebijakan lainnya, hingga sudah menjadi sewajarnya bangsa yang subur ini bisa swasembada beras.
Mengapa mandiri ekonomi itu penting? Dari bidang ekonomi itu akan mempengaruhi bidang politik dan sosial budaya. Jelasnya, ketidakmampuan dalam kemandirian ekonomi akan menjadi sandera untuk bidang2 lainnya.
Jika, tidak mampu mandiri secara ekonomi, maka dalam pentas politik dunia juga akan menjadi sangat lemah. Bagaimana negara2 maju selalu mau turut campur urusan politik dalam negeri bangsa lain. Masih ingat bagaimana IMF dari tahun 1997 sampai 2004 telah banyak mendikte bangsa ini, maka lahirlah UU yang didanai, dan/atau konsultannya yang berasal dari negara lain. UU 6/2005 ttg sumber daya air adalah contoh nyata, bagaimana air yang merupakan karunia Allah untuk bangsa ini akhirnya diberi hak atas air, pengaturannya seperti hak atas tanah. Maka air minum untuk warga indonesia sudah dikuasai perusahaan2 AMDK, dan perusahaan itu mayoritas asing. Dan bagaimana PDAM DKI harus melakukan kerjasama operasional dengan 2 perusahaan asing.
Kemandirian ekonomi akan dimulai dari mana? Ini seperti mengurai benang kusut yang sudah terjadi bertahun2.
Yang pasti, mengurangi ekspor bahan mentah untuk diganti barang setengah jadi, atau barang jadi, dan mengurangi impor barang jadi menjadi barang setengah jadi, atau impor barang mentah untuk di olah oleh anak bangsa.
Dan hal inilah yang harus menjadi perhatian pemerintah, pengusaha dan masyarakat. Pastinya sulit sekali, karena membutuhkan komitmen semua pihak, dan hambatan terbesar adalah dari orang2 yang tamak, tidak mau repot, dan maunya cepat tapi punya kuasa dan/atau ingin mempertahankan kuasa.
Dan cara impor sebanyak2nya itulah yang sudah terbukti bagi pemilik kuasa memberi keuntungan yang besar, cepat dan tidak repot.
Terkait dengan distribusi ekonomi, tugas negara agar fokus menciptakan terjadinya keadilan.
Dalam buku kapitalisme semu asia tenggara karya Yoshihara Kunio, yang sempat dicetak untuk kedua kalinya tersebut akhirnya dilarang beredar oleh Kejaksaan Agung saat era pak harto, menjelaskan kalau kongloremat yang sebagian besar pengusaha aseng bisa tumbuh besar ternyata diberi kemudahan, kemudahan dan kemudahan oleh rezim penguasa saat itu. Bagaiamana tanpa jaminan bisa diberi pinjaman milyaran, trilliunan, hanya karena dekat penguasa diberi HPH kehutanan, ijin perkebunan, ijin pertambangan dan penunjukkan untuk menjadi rekanan2 BUMN, bagaimana tanah2 pemda dengan mudahnya dijadikan objek kerjasama dengan kelompok elit. Ibarat buah matang bukan karena buahnya yang baik, tapi karena karbitan.
Setelah sekian lama, akhirnya kesenjangan antar maasyarakat semakin menjadi2, indek GINI yang semakin besar adalah bukti nyata. Harus menjadi perhatian bersama, karena kesenjangan dalam batas tertentu akan menjadi pemicu krisis sosial.
Bagaimana langkah pemerintah, pengusaha dan masyarakat dalam menuju kemandirian ekonomi? Sekaligus tercipta keadilan sosial bagi seluruh Indonesia.
Yang pasti harus dengan cara2 yang ekstrem, butuh keberanian pimpinan, karena ini menyangkut pembatasan ketamakan kapitalis asing dan aseng.
Masalahnya, benarkah, masalah kemandirian dan keadilan itu sudah menjadi masalah yang mendesak dan penting semenjak reornasi?. Kalau belum, kelas VVIP kapal NKRI ini akan diisi oleh 200 orang kapitalis, dan sebagian besar boemi putra akan digeladak, sekaligus menjadi ABK seperti di kapal2 VOC jaman dahulu.
(Berlanjut....)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar