Apakah benar, paman sam, negara2 eropa dan cina tahun 1940an "rela" negara yang baru merdeka bisa sejahtera? Maju menjadi pesaing mereka? Apakah pemimpin dunia saat itu akan legowo kalau akan muncul bangsa besar menyangi mereka? Bahkan berpotensi mengalahkan mereka? PASTI TIDAK.
Maka pemimpin negara adikuasa, melakukan apapun untuk tetap menjaga kontrol dan kendali mereka.
Dibidang politik membentuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, maka muncullah hak veto yg dimiliki oleh negara2 adikuasa. Dan hak veto itu memiliki kekuasaan yang lebih besar dibandingkan dengan anggota biasa. Ketika mereka kuat, mereka akan bilang VETO untuk menjaga kestabilan.
Dibidang ekonomi tahun 1944 bertempat di Bretton Woods membentuk Bank Dunia, selanjut 1980 konsensus washinton, dan IMF, terakhir WTO. Mereka memaksakan kepada negara2 berkembang untuk menerapkan Structural Adjusment Program (SAP). Langkah SAP itu impor sebesar2nya, devaluasi, kebijakan moneter dan fiskal.
Dan pemerintah indonesia segera meliberalisasi bidang perbankan, sumber daya air, penanaman modal dll.
Membuka kran impor seluas2nya.
Bidang politik, dengan bantuan pendanaan yang luar biasa saat amandemen UUD 1945, terjadilah liberalisasi politik. Semua orang berKTP bisa menjadi presiden. Dan yang pasti, adanya kemudahan mendirikan parpol, dan diberikannya kekuasaan parpol dan politisibyang luar biasa. Maka, tidak heran, setelah reformasi ini, kapitalis merangkap politisi. Dan puncak permasalahan politik itu adalah semakin jauhnya politil dari masyarakat. Tidak ada mekanisme pertanggungjawaban politik oleh politisi, parpol kepada masyarakat. Sehingga tidak heran jika masyarakat semakin apatis terhadap politik. Dan itu ternyata semakin menguntungkan kapitalis yang berpolitik.
Dan bidang sosial, bantuan asing kepada LSM dan donor di kementerian/lembaga begitu besar. Dan yang hatus dikritisi adalah bantuan2 itu seperti lenyap tanpa akuntabilitas kepada masyarakat luas.
Sebagai bangsa yang berbudaya, ternyata juga harys berhati2, bagaimana tidak, kebiasaan relasi antar manusia dan manusia dengan alam telah terjadi pergeseran yang signifikan, munculnya relasi transaksi.
Bagaimana menjadi bangsa yang besar, kalau kita tidak bisa mengukur kemampuan bangsa kita, apalagi pejabat paling senior dan paling berpengaruh di rejim ini sudah mengatakan rakyat tidak mampu menangani proyek2 besar, sehingga proyek2 itu diberikan kekuli2 asing aseng. Ah, sudahlah....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar