Begitu menyilaukannya kemajuan teknologi industri, informasi dan komunikasi, hingga membuat banyak rakyat negeri kayangan sulit melihat kebenaran.
Bila negeri kayangan mengejar kemajuan paman sam, dan singgapur, dari sisi nilai ekonomi, sepertinya akan mustahil. Kenapa? Karena dari sisi software dan hardware pasti kecepatannya jauh dibandingkan dengan mereka.
Kecepatan gerak langkah, dan jangkauan langkah pasti akan tertinggal, semakin lama, pasti semakin tertinggal jauh.
Perlu strategi baru untuk mengejar mereka, yang pasti tidak dengan cara mereka, dari sisi ekonomi, tetapi melalui kemajuan modal sosial dan budaya. Mungkinkah?
Masih lekat diingatan ajaran nenek moyang kita, bahwa negeri kayangan adalah bangsa yang berbudaya luhur. Meski perlu usaha yang luar biasa untuk menyajikan kembali dengan bahasa era sekarang, bahasa yang mudah diterima dengan realita multikultur.
Bukankah contoh langsung lebih memiliki kekuatan daripada himbauan, anjuran bahkan perintah. Jadi, negeri kayangan perlu pemimpin yang benar2 bisa menjadi contoh, panutan dan suri tauludan untuk mengajarkan budaya bangsa nenek moyang.
Negeri kayangan perlu pemimpin seperti sukarno yang memiliki kecintaan untuk kesatuan bangsa dan negaranya, mohamad hatta dengan kesahajaannya, hugeng dengan kejujurannya, cerdas dan toleran seperti wahid hasyim, dll.
Biarkan mereka berkemajuan melalui jalur mereka, negeri kayangan harus bisa berkemajuan dengan jalur tersendiri, yakni jalur sosial budaya.
Jadi, negeri kayangan perlu pemimpin sebagai suri tauladan di bidang sosial budaya.
Kalau gak ada, ikipiye?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar