.......
Rupa-rupanya perubahan sejak 1965 telah melahirkan kelas sosial baru, kelas menengah, yang hampir-hampir tidak mempunyai akar masa lalu. Mereka adalah pendatang baru yang memanfaatkan kesempatan ketika sebuah kekuasaan tiba2 saja muncul tanpa mempunyai referensi sejarah di masa lalu. Kekuasaan itu menginginkan partner bekerja, yang tidak ditemukannya pada kelas menengah lama yang sudah mempunyai ideologi sendiri.
Dalam waktu yang singkat, kelas menengah baru itu dapat mengerjakan apa yang tidak terbayangkan, bahkan oleh kekuasaan itu sendiri. Pada mulanya mereka masih berada di bawah bayang2 wibawa kekuasaan, tetapi kemudian berhasil keluar dari jaring2nya. Akhirnya, kekuasaan harus melayani paket2 yang mereka inginkan.
Pertemuan Tapos yang terkenal itu adalah saksi bagaimana kekuasaan tiba2 sadar bahwa sejawat kelas menengahnya sudah terlalu besar. Ada keinginan untuk mengurangi kekuatan mereka, tetapi tidak tersedia peralatan konstitusional yang memadai.
.......
.......
Ketergantungan kelas menangah pada kekuasaan semakin berkurang. Kelas menengah bisnis dan industri yang muncul sejak 1965 memang mempunyai ikatan yang kuat dengan birokrasi, tetapi mereka sudah berkembang lebih pesat dalam sepuluh tahun terakhir (1990), dengan langkah2 go public dan globalisasi bisnis menanam akar ke dalam masyarakat dan dunia internasional, sehingga mereka dapat berdiri sendiri.
Jika mereka mengatakan tidak kepada birokrasi, dapat dibayangkan bahwa pembangunan bisa berhenti.
Siapa memerlukan siapa sekarang menjadi tidak lagi jelas seperti sebelumnya.
Ketergantungan semakin melonggar, bahkan ada kemungkinan bahwa mereka menjadikan tak terkendalikan. Kedudukan yang semakin sejajar antara bisnis dan birokrasi tidak lagi menjamin kesetiaan.
.........
Dua alinia diatas dikutip dari tulisan Kuntowijoyo, hal 409, 411 buku PARADIGMA ISLAM interpretasi untuk aksi, cetakan pertama januari 2017, tiara wacana.
Sepertinya sudah cukup jelas, apakah sejarah akan berulang?
Kalau generasi sekarang tidak mau belajar dari generasi sebelumnya, terus ikipiye?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar