Sabtu, 18 Februari 2017

Kebenaran dan kemajuan

Masyarakat terpelajar negeri kayangan sedang pusing, karena kemiskinan, kesenjangan dan dominasi orang asing terhadap warganya.

Umat muslim pasti yakin, kebenaran itu bersumber dari alquran dan hadis. Dan kebenaran itu bersifat statis, tidak akan bertambah. Dalam islam, aqidah, akhlak, ibadah dan syariat adalah final.

Disisi lain, kemajuan itu selalu bertambah, bahkan bertambah seperti deret hitung, bahkan seperti deret ukur. Disaat sekarang paman sam memiliki peradaban yang maju, itu memang kemajuan, tapi belum tentu kebenaran.

Ketika belum ditemukan jam sebagai penunjuk waktu, bagaimana umat islam jaman dahulu mengetahui waktu sholat? Begitu juga dengan arah qiblat. Maka, ketika jam dan kompas ditemukan, itulah kemajuan, dan perintah sholat berdasarkan waktu2 tertentu tetap suatu kebenaran. Tidak berubah, final.

Tapi, bagi negara tertentu, jam dan kompas bisa saja digunakan untuk berbuat jahat, artinya kemajuan tapi belum tentu untuk kebenaran.

Begitu juga dengan hp, tab, notebook sebagai alat baca adalah kemajuan, tapi kebenaran tetap IQRA, bacalah...itu perintah Allah.

Banyak masyarakat awam negeri kayangan yang mencampuradukan antara kebenaran dan kemajuan. Kemajuan paman sam telah membiaskan sebagian besar warga muslim, seolah2 kemajuan di paman sam itu sama dengan kebenaran.

Benarkah negeri kayangan harus mengikuti kemajuan paman sam? Kemajuan singgapur?

Peradaban mereka memang berkemajuan, tetapi belum tentu itu semua kebenaran. Apa enaknya hidup di negara yang semua harus diselesaikan di pengadilan? Apa enaknya di kehidupan yang serba timpang?

Negara2 yang berkemajuan tersebut belum tentu menjadi negara yang penuh ampunan dari yang maha esa, tuhan penguasa langit dan bumi. Bukankah dahulu kerajaan fir'aun juga besar, peradabannya sangay maju dan menguasai dunia, tapi dihancurkan oleh Allah.

Elite terdidik warga negeri kayangan lagi pusing, memikirkan, agar negeri kayangan bisa tetap berpegang teguh kepada kebenaran, dan selalu berkemajuan, berkemajuan untuk ibadah muammalah,  duduk sama rendah, dan berdiri sama tinggi dengan negara2 lain.

Bahkan, karena sebagai muslim, maka penduduk negeri kayangan merupakan khalifah dimuka bumi, dan juga bisa membuktikan sebagai umat yang  terbaik yang pernah diciptakan oleh Allah.

Terus, kalau sebagian besar penduduk negeri kayangan tidak mengerti tugasnya sebagai khalifah, dan tidak menyadari, mereka adalah sebaik2 umat terus piye? Kalau sudah paham dan menyadari, piye rencana aksi untuk mewujudkannya?

*)tulisan ini terinspirasi dari buku ISLAM sebagai ILMU, karya Prof Kuntowijoyo, semoga Allah yang maha berilmu, menurunkan banyak orang berilmu seperti beliau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar