Apakah ada hubungan ketimpangan/kesenjangan (indeks gini yang lebih dari 0.4) yg semakin lebar/besar dengan keberadaan mafia ekonomi yang ada di bangsa ini.
Baru2 ini ramai dibicarakan mahalnya daging sapi, diduga penyebabnya adalah permainan para mafia pedagang daging sapi, lebih tepatnya mafia importir daging sapi. Dan sekarang KPPU juga sedang menyelediki kemungkinan adanya kartel dalam import daging daging sapi tersebut.
Seandainya betul adanya mafia importir daging sapi, yang begitu mudah dan besar bisa mendapatkan keuntungan, dan itu tidak lebih dari 20 perusahaan. Pastilah mereka sudah kaya sekali.... (http://m.republika.co.id/berita/kolom/fokus/13/02/12/mi3rvl-ini-cara-main-mafia-impor-daging-sapi)
Dan, jika, seandainya, barangkali, mafia itu ada, dan mungkin juga ada di importir garam, importir beras, importir minyak, dan importir barang2 lainnya....sangat mungkin importir2 itulah yang sangat kaya dan masyarakat yang jadi korban, artinya masyarakat akan membeli lebih mahal. Padahal importir2 sangat sedikit sekali jumlahnya dibandingkan masyarakat indonesia.
Artinya apa, jika betul adanya mafia2 itu, sangat mungkin ikut memberikan andil semakin memperbesarnya indeks gini di indonesia.
Dengan memberantas mafia tersebut berarti telah ikut mewujudkan tujuan negara keadilan dan kesejahteraan.
Referensi:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/10/10/111000326/.Pak.Harto.yang.Otoriter.Saja.Gini.Rationya.Tak.Sebesar.Ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar