Senin, 10 Agustus 2015

Menulis-membaca dan bicara-mendengarkan di bandara

Judul itu memang terasa panjang, tetapi tujuannya untuk memudahkan maksud dari isi tulisan ini.

Saat dibandara international ngurah rai, ruang tunggu gate 5, minggu kedua Agustus 2015, sedikit sekali terlihat monitor tv sebagai media pengumuman status penerbangan. Bahkan untuk diruang tunggu sama sekali tidak ada. Kalaupun ada tv justru berisi acr hiburan.

Yang sering terdengar justru adanya beberapa kali pengumuman penerbangan. Tentu saja itu menjadi tidak nyaman. Awalnya terasa aneh, akhirnya menjadi terbiasa, ketika ada pengumuman via speaker, konsentrasi sejenak untuk mendengarkan. Apalagi jika kualitas suara yang dihasilkan speaker kurang bagus, tentu saja akan menghabiskan energi untuk konsentrasi.

Bahkan beberapa kali petugas dari maskapai penerbangan justru berteriak2 tanpa alat, mengumumkan pernerbangan. Menjadi hiburan dan mengusik rasa kasihan terhadap beratnya kerja mereka.

Apakah ketidaktersedianya tv sebagai media pengumuman karena bandara ngurah rai masih baru? Artinya rencana penyediaan sudah ada, tapi belum dilaksanakan karena adanya beberapa hambatan. Misalnya dari sisi pendanaan.

Jika diperhatikan di tempat2 yang sejenis, di beberapa bandara dan stasiun, bahkan terminal bus, untuk di bandara memang relatif lebih lengkap dan maju. Terkait dengan kuantitas, perlu mendapatkan perhatian bersama. Agar tidak ada lagi cerita penumpang ketinggalan pesawat, kereta ataupun bus hanya karena tidak mendengar pengumuman.

Selain kuantitas, yang perlu mendapat perhatian adalah isi atau konten tv tersebut. Di bandara soetta masih sering dijumpai perbedaan informasi di tv yang terletak di pintu gate dengan di dokumen boarding. Hal ini pasti akan menimbulkan keraguan bagi penumpang. Bisa jadi, dari pada berbeda sehingga membingunkan, lebih baik tidak ada saja. Beberapa kali isi tv kurang update.

Sudah agak lama di pintu keluar bandara soetta diterminal 2.f terdapat tv yang berisi status kedatangan pesawat. Hal ini tentu saja akan mempermudah penjemput.

Mengapa perkembangan tv sebagai media informasi dibandara, stasiun dan terminal sangat lambat sekali? Mengapa masih tetap dominasi penyampaian informasi melalui suara speaker?  Betulkah pengguna merasa nyaman dan mudah dengan suara speaker? Atau justru sebaliknya.

Mungkinkah hal ini ada kaitannya budaya baca-menulis yang masih sangat kurang, dibandingkan dengan budaya bicara-mendengarkan di bangsa ini. Hal ini bisa jadi dipengaruhi sejarah panjang bangsa ini yang dari dulu lebih sering mendengar cerita wayang, ketoprak dan ludruk dll. Dan juga budaya ceramah dalam pengajian2.

Ada baiknya teman2 dari jurusan komunikasi melakukan penelitian ini. Agar menjadi dasar arah pengambilan kebijakan pengelola bandara, pengelola stasiun dan terminal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar