Tidak terbantahkan, bandara ngurah rai bali memang mengalami perubahan fisik yang sangat signifikan. Baik dari luas, kemewahan dan juga fasilitas yang diberikan. Seperti tersedianya fasilitas ATM yang sangat lengkap dan ruang tunggu yang cukup memadai serta resto2 yang terkesan antik, meski tetap tampak mewah dan nyaman.
Lama duduk diruang tunggu ada yang aneh dengan para pekerja yang bekerja di bandara ngurah rai ini. Para pekerja kebersihan dengan seragamnya, penjaga toilet yang berdiri sambil melihat kedatangan pengguna, ataupun para pramuniaga yang menjaga toko yang berharap pengunjung untuk mampir di tokonya, bahwa mereka tampak sekali sebagai orang asli/lokal diantara banyaknya orang asing/bule2. Mereka semakin nyata saat mereka bekerja bersama dan berdekatan.
Mengapa mereka disini, menjadi "kuli" di negeri sendiri? Mengapa juga saat kita mendengar TKW disana tetap juga menjadi "kuli" di negeri orang? Apakah ini karena pemberitaan yang tidak seimbang.
Maksudnya, sebenarnya ada juga orang kaya indonesia di dalam/luar negeri yang memiliki pekerja asing. Tapi tidak menjadi pemberitaan.
Jadi ingat bagaimana ibu sushi menteri KKP menjawab dengan cerdas saat diberitakan pilot di perusahaannya ternyata lebih banyak pekerja asingnya. Artinya orang pribumi menjadi tuan di negeri sendiri ternyata ada. Adakah lainnya selain beliau?
Permasalahannya adalah, mengapa banyak orang indonesia yang justru menjadi kuli dinegeri sendiri dan juga menjadi kuli dinegeri orang lain? Mengapa mahasiswa/i indonesia yang kuliah di luar negeri (eropa/usa/aussie) seringkali bercerita bahwa mereka disana terbiasa menjadi tenaga kasar untuk mencari tambahan uang saku.
Apakah dinegeri asing tersebut memang sudah makmur semua, sehingga tidak ada lagi pekerja kasar? Tidak ada lagi orang bekerja informal pada perusahaan/ orang lain. Apakah semua pekerjaan sudah menjadi profesi, sehingga pekerjaan kasar tersebut seringkali harus dikerjakan sendiri?.
Apapun penyebabnya, tapi yang pasti sudah terlihat dengan nyata dan jelas, bahwa banyak warga indonesia telah menjadi kuli di negeri sendiri dan juga menjadi kuli di negeri orang lain.
Bagaimana cara mengurangi hal ini? Tidak ada cara lain selain meningkatkan kapasitas SDM semua warga negara. Dengan memberi kesempatan dan dorongan bagi warga negara untuk selalu IQRA dan IQRA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar