Rabu, 08 Juni 2016

Ramadhan dan makanan berpengawet

Salah satu hikmah dalam ramadhan ini adalah kegiatan pemerintah yang rutin melakukan pengawasan terhadap makanan berpengawet dan kadaluwarsa.

Makanan yang berpengawet diartikan sebagai makanan yang mengandung bahan pengawet yang tidak memenuhi standar kesehatan, biasanya selain karena beda peruntukan,  juga jumlahnya yang tidak sesuai. Banyak sekali bahan pengawet yang sebenarnya bukan untuk makanan, tetapi digunakan untuk makanan. Selain itu, masih masivnya penggunaan yang berlebih2an.

Tentu saja pengawet yang ada didalam makanan itu akan berdampak tidak baik pada kesehatan tubuh. Baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dan tidak semua tubuh bisa merasakan dampaknya langsung.

Seandainya, sebagian besar masyarakat telah makan makanan yang berpengawet (tahu, tempe, ayam, ikan, daging yang berformalin) yang akhirnya organ2 dalam tubuh akan rusak, hingga tubuh tidak akan lagi mampu menahan. Maka tidak heran, bila sekarang banyak sekali masyarakat yang terkena penyakit ginjal, gula, stroke dll. Dan sangat mungkin penyebab utama itu semua karenan makanan yang berpengawet.

Disisi lain, pemerintah berusaha memberikan pelayanan kesehatan melalui BPJS. Suatu hal yang sangat bagus sekali. Hingga saat ini BPJS memang lebih fokus pada penyembuhan, bukan pencegahan.

Tapi terasa kontradiktif. Disatu sisi pemerintah terkesan membiarkan dengan mudahnya bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet makanan, disisi lain pemerintah menyehatkan masyarakat melalui BPJS. 

Dua hal yang bertentangan dan kontradiktif terjadi, dan akhirnya masyarakat juga yang menjadi korban. Apa enaknya hidup sakit meski ada BPJS.

Kesan pembiaran beredarnya bahan pengawet begitu terasa, padahal hal itu bisa jadi lebih berbahaya daripada rokok. Memang betul rokok memperburuk kesehatan, tapi rata2 perokok sudah sadar, sehingga sudah ada persiapan. Tapi pengawet makanan itu hadir tanpa disadari oleh yang mengkonsumsi, makanan berpengawet, seringkali dari tampilannya memang menarik, rasanya lebih enak, tahan lama, tapi semua hanya kenikmatan sesaat.

Yang paling membahayakan dimana anak2 pun ikut juga mengkonsumsi. Artinya badan mereka masih terlalu lemah untuk melawan bahan2 pengawet yang meracuni tubuh mereka. Sehingga jangka panjang mereka kemungkinan akan tumbuh dengan tubuh yang kurang sehat akibat bahan pengawet.

Mungkin sekarang ini, hal paling sulit dihindari adalah menghindari makanan berpengawet. Dari mulai makanan dengan kemasan yang mewah di mall, atau makanan yang dijual tanpa bungkusan, bahkan masih bahan mentah saja sudah mengandung bahan pengawet.

Semoga dengan puasa ramadhan, bila sering berbuka makanan di rumah, dapat menghindari makanan berpengawet, paling tidak mengurangi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar