Berani Jujur Hebat. Sebuah kata yang masih sering terbaca pada gambar/spanduk yang menutupi sebagian gedung KPK di media elektronik.
Sedikit pendidikan formal sekarang ini yang memberikan penilaian dan reward atas kejujuran siswa. Hal ini bisa dilihat dari penilaian pada rapor yang didominasi oleh bidang studi mata pelajaran, bukan perilaku jujur. Bahkan penerimaan siswa baru pun tidak terlihat adanya test atau penilaian kejujuran.
Apapun alasannya, pendidikan formal telah disibukkan dengan penilaian yang bersifat kuantitatif, dan terkadang ujian yang bersifat sementara yang hanya beberapa hari saja.
Begitu pula di tempat kerja, khususnya di birokrasi, audit BPK masih menekankan pada audit dokumen. Audit yang mencocokan kesesuaian dokumen perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan serta pertanggungjawaban, khususnya dari sisi akuntansi. Pengaturan audit sepertinya kurang begitu memberikan ruang kejujuran bagi yang diperiksa.
Kejujuran bukanlah seperti pelajaran matematika, begitu diajarkan, dipahami, diberi beberapa contoh, kemudian siswa mampu mengerjakan soal ujian.
Pelajaran kejujuran penekanannya lebih ke olah rasa. Rasa yang ada di dalam jiwa. Sehingga dalam mempelajari, melaksanakan dan memberikan penilaian, tidak bisa hanya sekali. Tapi harus dilakukan berulang kali, terus diulang dan perlu latihan yang kontinyu.
Bulan puasa merupakan arena latihan kejujuran yang ideal, dimana saat berpuasa ketika tidak ada yang mengawasi (orang tua, guru, pimpinan, polisi, jaksa dan KPK, BPK, dll) tetap melaksanakan puasa, tidak berbohong pada diri sendiri dan orang lain meski ada kesempatan dan kemudahan.
Sulitnya berlaku jujur, tidak terlepas dari pengaruh hawa nafsu yang cenderung untuk memenuhi keinginan diri manusia. Saat ini, yang diperlukan oleh siswa dan warga masyarakat adalah kesempatan dan ruang untuk berlaku jujur. Jangan sampai bagi mereka yang sudah berani jujur, justru hancur, padahal berlaku jujur itu memerlukan usaha yang luar biasa.
Seandainya, umat Nabi Muhammad dalam keseharian mampu berlaku jujur layaknya menunaikan puasa ramadhan, pastilah negeri ini akan penuh berkah dan ampunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar