Sabtu, 25 Juni 2016

Suporter bola, sisi lain cermin manusia indonesia?

Ntah sudah yang ke berapa kalinya, suporter bola ribut. Baik dengan suporter rival tanding, atau dengan masyarakat setempat,  dengan warga yang hanya sekedar lewat, bahkan dengan aparat penjaga.

Suporter klub bola mana yang belum pernah ribut?  Sepertinya hampir semua sudah pernah.

Mengapa suporter itu seringkali buat ulah, kasihan masyarakat biasa yang benar2 ingin menikmati bola, akhirnya menjadi was-was. Bahkan masyarakat yang berada disekitar jalur yang dilewati kendaraan suporter saja juga kwatir.

Mengapa suporter ini  belum terbiasa dengan sikap simpatik, baik ketika timnya kalah ataupun menang. Perlu dilakukan penelitian khusus. Apakah sikap mereka ini memang karena kecintaannya kepada klub idolanya, atau karena sebab lainnya. Misalnya, masalah sosial  lainnya tapi pelampiasannya pada saat nonton bola.

Jangan2 sikap suporter bola itu sudah bisa menjadi cermin manusia indonesia....meski hanya sebagian kecil (sekali) dari masyarakat bola indonesia. Bisa jadi sportivitas bola di indonesia ini rusak karena ulah sedikit (sekali) pecinta bola dan diamnya pecinta bola yang baik. Sehingga seolah2 pecinta bola yang buat ulah ini banyak dan di setujui.

Harus dilakukan langkah2 yang berbudaya, sehingga semua bisa menikmati bola. Misalnya::
1. Setiap penonton harus mengajak anak dan istrinya. Ketika mereka akan buat ulah, mereka akan berpikir keluarganya yang juga sebagai penonton akan kena dampak. Sehingga mereka akan berhati2 ketika akan membuat ulah.
2. Setiap suporter harus di edukasi, bahwa menonton bola itu penting, tapi memanusiakan manusia itu jauh lebih penting.
3. Harus ada tindakan tegas terhadap suporter yang buat ulah, jangan selalu dilindungi.
4. Sediakan arena tanding karate/pencak/ tinju atau lainnya di sekitar tempat pertandingan, sediakan arena profesional. Biar bakat suporter itu tersalurkan. Jangan hanya berani main keroyokan saja.

Jika sekarang ini sudah disediakan arena untuk menonton bola, tapi bikin ulah, ribut dan berkelahi. Apakah kalau disediakan arena karate/pencak/gaya bebas mereka juga punya nyali untuk tanding? Atau bisa menang di arena profesional? Jika tidak, terus piye mau nya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar