Sekali lagi ini cerita tentang bandara soetta terminal 3, yang masih termasuk baru. Setelah sekian kalinya harus menunggu di ruang keberangkatan domestik lantai 2 yang bersebelahan dengan keberangkatan internasional, terasa sekali penuhnya ruang tunggu ini. Ini terjadi biasanya ada penerbangan yang delay.
Memang, bisa jadi kalau tidak delay, tidak akan terjadi penumpukan penumpang. Tapi bukankah hal sejelek apapun harus diantisipasi, seperti halnya pengamanan bandara telah melakukan antisipasi terhadap teroris.
Saat terjadi kepadatan dan ketidaknyaman diruang tunggu, akhirnya terpikirkan, benarkah ruang tunggu di terminal 3 ini sudah tidak mampu menampung penumpang? Coba diamati, lantai dasar terminal ini sebagian besar ruangnya untuk apa? Apakah untuk ruang tunggu penumpang?
Begitu juga saat ke lantai 2, apakah benar keseluruhan ruangnya digunakan untuk ruang tunggu keberangkatan? Dengan kasat mata, akan terlihat dengan mudah toko2, lumayan banyak dan luas. Coba bandingkan luasnya dengan ruang tunggunya. Apalagi jika dibandingkan secara keseluruhan lantai dasar dan lantai dua antara yang digunakan untuk ruang tunggu, kantor dan toko.
Tidak bisa dipungkiri, pemilik toko telah bayar mahal, jd sepertinya dianggap wajar saat mereka bisa mendapatkan fasilitas tersebut. Bandingkan dengan penumpang yang bayarnya cuma puluhan ribu.
Yang perlu diingat, jumlah penumpang banyak meski bayarnya sedikit, dan karena alasan adanya penumpang tersebut, bandara ini dibuka.
Jadi, akankah fasilitas, sarana dan prasarana penumpang dianggap kurang prioritas untuk dipenuhi?
Akankah terminal 3 ultimate yang sedang dibangun, yang rencananya Mei nanti dioperasionalkan akan dipenuhi dengan toko2?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar