Pembangunan terminal baru di soetta jika dilihat dari gambar2 didinding akan tampak megah sekali. Yang pasti, sudah terlihat saat ini adalah luasnya yang luar biasa. Luas dan tampak khas seperti bangunan bandara2 Indonesia saat ini. Di bangun dengan atap yang melengkung, yang disokong dengan pipa2 bundar dan di dominasi dinding kaca warna biru laut.
Terkadang timbul pertanyaan, apa karena pemiliknya sama? Angkasa pura yang merupakan BUMN Indonesia, atau karena konsultan perencana atau arsitek nya sama? Atau memang model seperti itu yang lagi trend saat ini. Entahlah... gak pernah baca penjelasan itu.
Justru menjadi menarik saat ke bandara ngurah rai, dimana budaya bali dalam bangunan bandara tersebut? budaya bangunan bali sedikit terlihat dalam ornamen2 kecil disela2 modernnya bangunan bandaran tersebut. Sehingga budaya bangunan balipun masih tampak kalah dominan dengan modernnya bangunan bandara.
Itu bandara yang terletak di bali yang terkenal memiliki budaya yang tinggi, bagaimana dengan bandara2 di kota lain? Sepertinya tidak nampak tercermin dari model bangunan bandara tersebut....lalu dikemanakan budaya kita? Apakah penggunaan warisan budaya model bangunan dalam pembangunan bandara nantinya akan terlihat tidak maju bangsa ini?
Bukankah sama dengan kain batik, kain tradisional tersebut tetap tampak modern dan mewah ketika dibuat baju, meskipun dipakai dalam acara resmi kenegaraan. Artinya apa, kekayaan budaya Indonesia, jika diolah dan digunakan dengan tepat, tetap akan tampak modern dan mewah.
Negara harus hadir untuk melindungi kekayaan budaya bangsa....jangan sampai bangsa asing, apalagi kapitalis yang menentukan arah budaya anak2 bangsa ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar