Dunia memang cepat berubah, bagaimana 20 tahun lalu game nitindo menjadi sesuatu yang mahal, begitu juga game di komputer. Tapi sekarang, hampir semua alat ada gamenya, dari mulai TV, notebook, tablet dan smartphone, bahkan HP yang paling sederhanapun sudah ada gamenya. Dan tanpa disadari hal itu menimbulkan masalah bagi yang memperhatikan pendidikan anak2.
Pertama, acara TV yang jauh dari mendidik. Bagaimana TV telah di kontrol kapitalisme. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya acara2 konsumtif. Dan juga acara yang didominasi oleh acara orang dewasa. Apalagi ada pejabat negara bicara dengan menyebut isi toilet berkali2, pasti semakin menambah kegelisahan orang tua.
Kedua, semakin banyaknya dan murahnya game, bahkan gratis. Disebagian besar alat elektronik sudah dipasang game, dan sebagian besar game di desain dengan unsur kekerasan, berseri, dengan lawan main dari user lain. Sehingga semakin membuat penasaran dalam bermain game. Tanpa diikuti dengan kemampuan anak2 untuk gemar membaca, yang terjadi sekarang ini game sudah menjadi kebutuhan bagi anak2, tapi tidak sebaliknya dengan membaca.
Ketiga, bukupun tidak menjamin kualitas informasi. Bagaimana tidak, tokoh sinetron ganteng2 srigala masuk dalam ujian sekolah....dimana negara?
Kalau sudah begini, siapa yang bisa menjamin kualitas informasi? Sedangkan informasi sudah masuk dari segala arah. Tanpa disadari, anak2 sekarang ini lebih banyak menerima informasi dari TV dan gadget daripada dari orang tua mereka.
Bukan berarti nonton TV, dan main game itu tidak ada manfaatnya, tapi kalau keadaan seperti ini, sepertinya hal2 tersebut lebih banyak mudhoratnya daripada manfaatnya.
Bagaimana dengan 10, 20 tahun kedepan? Tugas yang sulit....khusunya bagi orang tua, dan apakah negara masih melindungi warganya dari hal2 tersebut...semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar